Lewat sini aja

"KHAYALAN ITU TIDAK REALISTIS, TAPI USAHA KITA UNTUK MENCAPAI KHAYALAN KITA AKAN MENGUBAH ITU MENJADI SANGAT REALISTIS"---"SUKSES ITU SAAT KITA BANGKIT DARI KEKALAHAN YANG SANGAT"---"SEBAIK-BAIKNYA MANUSIA ADALAH YANG MEMBERIKAN MANFAAT BAGI ORANG LAIN"---"GAGAL ITU ADALAH CARA ALLAH MENUNJUKKAN KEPADA KITA JALAN YANG AKAN MEMBUAT KITA SUKSES"

Thursday, July 14, 2011

MEKANISME PENETAPAN KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL (KKM)

A. Prinsip Penetapan KKM
Penetapan KKM perlu mempertimbangkan beberapa ketentuan sebagai berikut:
1. Penetapan KKM merupakan kegiatan pengambilan
keputusan yang dapat dilakukan melalui metode kualitatif dan atau kuantitatif. Metode kualitatif dapat dilakukan melalui professional judgement oleh pendidik dengan mempertimbangkan kemampuan akademik dan pengalaman pendidik mengajar mata pelajaran di sekolahnya. Sedangkan metode kuantitatif dilakukan dengan
rentang angka yang disepakati sesuai dengan penetapan kriteria yang ditentukan
2. Penetapan nilai KKM dilakukan melalui analisis ketuntasan belajar minimal pada setiap indikator dengan memperhatikan kompleksitas, daya dukung dan intake peserta didik untuk mencapai ketuntasan kompetensi dasar dan standar kompetensi.
3. KKM setiap KD merupakan rat-rata dari
indikator yang terdapat dalam KD tersebut. Peserta didik dinyatakan telah mencapai ketuntasan belajar untuk KD tertentu apabila yang bersangkutan telah mencapai KKM minimal yang telah ditetapkan untuk seluruh indikator pada KD tersebut.
4. KKM setiap SK merupakan rata-rata KKM KD yang terdapat dalam SK tersebut
5. KKM mata pelajaran merupakan rata-rata dari semua KKM SK yang terdapat dalam satu semester atau satu tahun pembelajaran dan dicantumkan dalam Laporan Hasil Belajar (LHB/Rapor) peserta didik
6. Indikator merupakan acuan/rujukan bagi pendidik untuk membuat sosl-soal ulangan baik ulangan Harian (UH), ulangan tengah semester (UTS) maupun ulangan akhir semester (UAS). Soal ulangan ataupun tugas-tugas harus mampu mencerminkan /menampilkan pencapaian indikator yang diujikan. Dengan demikian pendidik tidak perlu melakukan pembobotan seluruh hasil ulangan, karena semuanya memiliki hasil yang setara.
7. Pada setiap indikator atau kompetensi dasar dimungkinkan adanya perbedaan nilai ketuntasan minimal.
B. Langkah-langkah Penetapan KKM
Penetapan KKM dilakukan oleh Guru atau kelompok guru mata pelajaran. Langkah penetapan KKM adalah sebagai berikut:
1. Guru atau kelompok guru menetapkan KKM mata pelajaran dengan mempertimbangkan tiga aspek kriteria, yaitu kompleksitas, daya dukung dan intake peserta didik dengan skema sebagai berikut

Hasil penetapan KKM indikator berlanjut pada KD, SK hingga KKM mata pelajaran:
2. Hasil penetapan KKM oleh guru atau kelompok guru mata pelajaran disahkan oleh kepala sekolah untuk dijadikan patokan guru dalam melakukan penilaian
3. KKM yang ditetapkan disosialisasikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan, yaitu peserta didik, orang tua dan dinas pendidikan
4. KKM dicantumkan dalam LHB pada saat hasil penilaian dilaporkan kepada orang tua/wali peserta didik.
C. Penentuan KKM
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penentan KKM adalah:
1. Tingkat kompleksitas, kesulitan/kerumitan setiap indikator, kompetensi dasar, dan standar kompetensi yang harus dicapai oleh peserta didik.
Suatu indikator dikatakan mimiliki tingkat kompleksitas tinggi, apabila dalam pencapaiannya dikukung oleh sekurang-kurangnya satu dari sejumlah kondisi sebagai berikut:
a. Guru yang memahami dengan benar kompetensi yang harus dibelajarkan pada peserta didik;
b. Guru yang kreatif dan inovatif dengan metode pembelajaran yang bervariasi
c. Guru yang menguasai pengetahuan dan kemampuan sesuai bidang yang diajarkan
d. Peserta didik dengan kemampuan penalaran tinggi
e. Peserta didik yang cakap/terampil menerapkan konsep
f. Peserta didik yang cermat, kreatif dan inovatif dalam penyelesaian tugas/pekerjaan
g. Waktu yang cukup lama untuk memahami materi tersebut karena memiliki tingkat kesulitas dan kerumitan yang tinggi, sehingga dalam proses pembelajarannya memerlukan pengulanan/latihan
h. Tingkat kemampuan penalaran dan kecermatan yang tinggi agar peserta didik dapat mencapai ketuntasan belajar.
Contoh 1.
SK 2. : Memahami hukum-hukum kimia dan penerapannya dalam perhitungan kimia (stoikiometri)
KD 2.2. : Membuktikan dan mengkomunikasikan berlakunya hukum-hukum dasar kimia melalui percobaan serta menerapkan konsep mol dalam menyelesaikan pergitungan kimia.
Indikator : Menentukan pereaksi pembatas dalam suatu reaksi.
Indikator ini memiliki kompleksitas yang tinggi, karena untuk menentukan pereaksi pembatas diperlukan beberapa tahap pemahaman/penalaran peserta didik dalam perhitungan kimia.
Contoh 2.
SK 1. : Memahami struktur atom, sifat-sifat periodik unsur dan ikatan kimia.
KD 1.1.: Memahami struktur atom berdasarkan teori atom Bohr, sifat-sifat unsur, massa atom relatif, dan sifat-sifat periodik unsur dalam tabel periodik serta menyadari keteraturannya, melalui pemahaman konfigurasi elektron
Indikator : Menentukan konfigurasi elektron berdasarkan tabel periodik atau nomor atom unsur.
Indikator ini memiliki kompleksitas yang rendah karena tidak memerlukan tahapan berpikir/penalaran yang tinggi.

2. Kemampuan sumber daya pendukung dalam penyelenggaraan pembelajaran pada masing-masing sekolah
a. Sarana dan prasarana pendidikan yang sesuai dengan tuntutan kompetensi yang harus dicapai peserta didik seperti perpustakaan, laboratorium dan alat/bahan untuk proses pembelajaran
b. Ketersediaan tenaga, manajemen sekolah dan kepedulian stakeholders sekolah.
3. Tingkat kemampuan (intake) rata-rata peserta didik di sekolah yang bersangkutan
Penetapan intake di kelas X dapat didasarkan pada hasil seleksi pada saat penerimaan peserta didik baru, Nilai Ujian Nasional/Sekolah, rapor SMP, tes seleksi masuk atau psikotes, sedangkan penetapan intake di kelas XI dan XII berdasarkan kemampuan peserta didik di kelas sebelumnya.

Contoh penetapan KKM
Untuk memudahkan analisis setiap indikator, perlu dibuat skala penilaian yang disepakati oleh guru mata pelajaran. Contoh:
Aspek yang dianalisis Kriteria dan Skala Penilaian
Kompleksitas Tinggi
<65 Sedang
65-79 Rendah
80-100
Daya Dukung Tinggi
80-100 Sedang
65-79 Rendah
65-79
Intake Siswa Tinggi
80-100 Sedang
65-79 Rendah
65-79

Atau dengan menggunakan poin/skor pada setiap kriteria yang ditetapkan
Aspek yang dianalisis Kriteria dan Skala Penilaian
Kompleksitas Tinggi
1 Sedang
2 Rendah
3
Daya Dukung Tinggi
3 Sedang
2 Rendah
1
Intake Siswa Tinggi
3 Sedang
2 Rendah
1

Jika indikator memiliki kriteria kompleksitas tinggi, daya dukung tinggi dan intake peserta didik sedang, maka nilai KKM nya adalah :
1 + 3 + 2 x 100 = 66,7
9
Nilai KKM merupakan angka bulat, maka nilai KKM nya adalah 67

ANALISIS KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL

Pencapaian kriteria ketuntasan minimal perlu dianalisis untuk dapat ditindaklanjuti sesuai dengan hasil yang diperoleh. Tindak lanjut diperlukan untuk melakukan perbaikan dan penyempurnaan dalam pelaksanaan pembelajaran maupun penilaian.
Hasil analisis juga dijadikan sebagai bahan pertimbangan penetapan KKM pada semester atau tahun pembelajaran berikutnya.
Analisis pencapaian KKM bertujuan untuk mengetahui tingkat ketercapaian KKM yang telah ditetapkan. Setelah selesai melaksanakan penilaian setiap KD harus dilakukan analisis pencapaian KKM. Kegiatan ini dimaksudkan untuk melakukan analisis rata-rata hasil pencapaian peserta didik kelas X, XI atau XII terhadap KKM yang telah ditetapkan pada setiap mata pelajaran. Melalui analisis ini akan diperoleh data antara lain:
1. KD yang dapat dicapai oleh 75% - 100% dari jumlah peserta didik pada kelas X, XI atau XII
2. KD yang dapat dicapai oleh 50% - 74% dari jumlah peserta didik pada kelas X, XI atau XII
3. KD yang dapat dicapai oleh ≤ 49% dari jumlah peserta didik pada kelas X, XI atau XII
Manfaat hasil analisis adalah sebagai dasar untuk meningkatkan kriteria ketuntasan minimal pada semester atau tahun pembelajaran berikutnya. Analisis pencapaian KKM dilakukan berdasarkan hasil pengolahan data perolehan nilai setiap peserta didik per mata pelajaran.

No comments:

Post a Comment